Kamis, 11 Juni 2009


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG PENULISAN
Penulis mencoba menjelaskan salah satu dari beragam keunikan peninggalan zaman Hindu-Budha yang memiliki nilai-nilai kekayaan nasional yang begitu berharga, yang dewasa ini peninggalan-peninggalan tersebut seringkali diabaikan dan dilupakan pelestariannya. Baik dari pihak pemerintah maupun dari pihak masyrakat bangsa Indonesia sendiri.
Didalam penulisan ini, penulis mencoba menjelaskan dan mengeksplorasi berbagai ragam hias, relief, dan bentuk bangunan pada Candi Barong, yang terletak di Propinsi Jawa Tengah. Belum banyak orang Indonesia yang mengetahui letak dan wujud bangunan Candi Barong yang memiliki ragam hias dan keunikan tersendiri sebagai karakter dari Candi Barong. Maka diharapkan dengan adanya penulisan makalah ini, dapat berguna bagi masyarakat dan para sejarahwan untuk menambah wawasan dan melengkapi wacana mengeai situs-situs percandian di Indonesia. Serta membangkitkan rasa cinta dan peran serta masyarakat terhadap peninggalan-peninggalan kebudayaan bangsa

I.2 BATASAN MASALAH 
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi permasalahan antara lain :
 Lokasi dari Candi Barong.
 Asal-usul nama Candi Barong.
 Bentuk fisik Candi Barong.
 Unsur-unsur keagamaan pada Candi Barong.




I.3 TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis mempunyai tujuan antara lain :
 Menjelaskan dimana lokasi Candi Barong. 
 Menjelaskan asal-usul nama Candi Barong.
 Menjelaskan bentuk fisik Candi Barong.
 Menjelaskan unsur-unsur keagamaan pada Candi Barong.

























BAB II
PEMBAHASAN

II.1 LOKASI CANDI BARONG
  Candi Barong terletak diDusun Candisari, Desa Suro geduk, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Jarak Candi Barong dari kota Yogyakarta kira-kira 21 Km arah timur. Secara geografis, Candi Barong terletak di atas perbukitan kapur dengan sawah tadah hujan dan tanah yang relatyif subur. Ketinggiannya 199,99 meter diatas permukaan laut, dengan koordinat 110°2'343” Bujur Timur dan 7°46'16” Lintang Selatan.

II.2 ASAL-USUL NAMA CANDI BARONG
  Penamaan Candi Barong terkait erat dengan pemahamanpenduduk sekitar tentang pola hias pada candi tersebut. Penduduk menamai candi tersebut Candi barong karena melihat ragam hias pada kala yang terdapat di candi tersebut menyerupai ganbaran barongan ( makhluk gaib seperti naga/barongsai ) yang kerap menyertai tarian Jathilan. Berdasarkan hal tersebut masyarakat sekitar menyebut candi tersebut dengan Candi Barong. Tetapi ada juga ang menyebutnya Candi Surogedug.
 
Gb. Kala
II.3 BENTUK FISIK CANDI BARONG
  Secara ringkas, ukuran Candi Barong adalah sebagai berikut :
 Tinggi bangunan candi : 9,25 meter.
 Ukuran Candi I / utara : 8,20 x 8,20 meter.
 Ukuran Candi II / Selatan : 8,20 x 8,25 meter.
 Ukuran halaman I : 94 x 122 meter.
 Ukuran halaman II : 92,5 x 62,5 meter.
 Ukuran halaman III : 75 x 47,5 meter.

 
Gb. Candi Barong
   



   
Pada Candi Barong juga terdapat beberapa ornament, antara lain :
• Ukiran motif wajik pada pelipit.
 
Gb. Motif wajik pada pelipit
• Sulur Gelung dan Medallion
   
Gb. Sulur gelung
   
Gb. Sulur medallion
• Ukiran Sankha bersayap yang melambangkan Dewa Wisnu (Hiasan kerang bersayap)
 
Gb. Sankha bersayap
• Ukiran Ghana yang melambangkan penjaga kahyangan, dan rajanya adalah ganesha.
 
Gb. Gana

  Pada kedua candi, sebelum kaki candi terdapat bagian dasaran (basement) berupa tiga tingkatan. Pada kaki candi berbentuk genta. Arca-arca yang harusnya terdapat pada relung-relung candi sudah tidak ada. Kemudian antara badan candi dan atap candi dipisahkan hiasan berupa segitiga, seperti halnya terdapat sebagai pemisah antara kaki candi dan badan candi. Atap candi terdiri atas tiga tingkat berbentuk permata ratna. Bagian puncaknya terdapat batu berbentuk lingga.

 
Gb. Basement candi

Yang menjadi ciri khas dari Candi Barong dibanding candi-candi lain adalah Candi Barong yang terbesar kurang simetris. Kedua candi posisinya kurang simeris dilihat dari gerbang candi. Candi pertama terletak di depan gerbang. Sedangkan candi kedua berada di sebelah selatan candi pertama. Muncul dugaan bahwa Candi Barong dibangun dalam dau tahap. Hal ini dilihat dari beberapa indikasi yang ditemukan saat dilakukan pemugaran, antara lain adanya temuan talat pembangunan tahap pertama yang sampai saat ini dapat dilihat di sebelah selatan bangunan candi kedua. Dalam tahap pertama pembangunan candi, hanya dibangun satu candi yaitu candi pertama. Pada tahap kedua dilakukan perluasan halaman ketiga ke sisi sebelah selatan dan pembangunan candi kedua di selatan candi pertama.
Berdasarkan pendapat para pakar, diduga Candi Barong dibangun sekitar abad IX sampai X Masehi. Dugaan tersebut didasarkan pada pola-pola hias, struktur dan gaya bangunan yang mirip sekali dengan candi-candui di Jawa Timur. Disamping itu, ditemukan beberapa arca yang belum selesai dibuat. Diduga arca-arca tersebut merupakan hasil karya seniman pahat yang terganggu oleh tidak stabilnya pemerintahan di Jawa Tengah dan menjelang perpindahan pemerintahan ke Jawa Timur pada abad X, sehingga arca-arca tersebut tidak sempat terselesaikan.

IV UNSUR-UNSUR KEAGAMAAN PADA CANDI BARONG
Latar belakang keagamaan Candi Barong masih belum bisa disimpulkan dengan pasti, tetapi lebih cenderung kepada agama Hindu. Hal ini diketahui dari adanya penemuan arca yang diidentifikasi sebagai Dewi Sri, istri Dewa Wisnu. Sekarang arca tersebut disimpan di Dinas SPSP Bogem, Kalasan, DIY. Candi pertama yang berada di sebelah utara diperkirakan merupakan pemujaan terhadap Dewa Wisnu. Hal ini dikarenakan pada candi tersebut terdapat ukiran sankha bersayap, yang merupakan lambang Dewa Wisnu yang melambangkan dunia atas. Sedangkan candi kedua yang berada di sebelah selatan diduga merupakan pemujaan terhadap Dewi Sri, istri Dewa wisnu yang merupakan Dewi Kesuburan. Selain itu terdapat pula relief Ghana, makhluk penjaga kahyangan dalam mitologi Hindu. Jadi diduga kuat, bangunan Candi Barong berfungsi untuk kegiatan pemujaan yang berhubungan erat dengan permohonan kesuburan.
Candi Barong tersusun atas 3 tingkat. Tingkat pertama merupakan dasar dari seluruh bangunan candi berupa tanah datar. Pada tingakt kedua berupa pelataran yang ditengarai dulu berdiri bangunan yang menggunakan unsur kayu selain unsur batu. Ini berdasarkan adanya bekas-bekas pondasi dari batu . Diduga itu merupakan bekas pemukiman atau pondokan para peziarah seperti halnya di kompleks Candi Dieng. Sedangkan tingkat ketiga adalah tingkat paling suci, merupakan lambang swarloka, dimana terdapat 2 buah candi utama dan sebuah gerbang.
Apabila diperhatikan lebih lanjut, pembagian halaman Candi barong tersebut mirip dengan konsep punden berundak pada masa prasejarah. Hal inilah yang menjadi persamaan Candi Barong dengan Candi Borobudur. Persamaan lain dari kedua candi tersebut adalah sama-sama dibangun di tempat yang tinggi atau bukit. Ini karena masyarakat Jawa Kuno mempercayai bahwa tempat yang tinggi merupakan tampat yang suci.
Meskipun lebih cenderung sebagai candi agama Hindu, Candi Barong belum bisa sepenuhnya dikategorikan sebagai candi Hindu. Ini karena tidak ditemukannnya lingga dan yoni pada Candi Barong. Hanya saja pada puncak candi terdapat batu yang mirip lingga. Selain itu juga tidak ditemukan adanya arca Agastya, Ganesha, dan Durga pada relung-relung Candi Barong yang biasanya ditemukan pada candi Hindu. 

























BAB III
PENUTUP


III.1 KESIMPULAN
  Candi Barong hanyalah salah satu dari beberapa candi peniggalan hindu-budha yang lainya,yang tersebar hampir seluruh Pulau Jawa. Candi Barong mempunyai ciri khas pada ornament dan hiasan reliefnya yang menjadi karakter tersendiri bagi Candi Barong. Sayangnya perwujudan agama dari Candi Barong belum dapat dipastikan sampai sekarang, apakagh beraliran Hindu atau Budha. Namun berdasarkan bentuk bangunan dan reliefnya, Candi Barong lebih beraliran pada agama Hindu.
  Letak Candi Barong yang berada disekitar daerah gunung kapurmemberikan sekikit sentuhan yang berbeda dari candi-candi yang lain. Kekayaan budaya bangsa layaknya Candi Barong memang sudah sepantasnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat lokal, supaya bangsa Indonesia tidak kehilangan kekayaan khasanah budaya nasionalnya.

III.2 SARAN
Candi Barong merupakan salah satu warisan peradaban umat manusia di dunia. Oleh karena itu kita wajib menjaga dan melestarikan warisan-warisan tersebut.
Beberapa warisan budaya dunia telah musnah. Ini tentu bukan hal yang bisa dibiarkan begitu saja. Sebagai bangsa yang menghargai para leluhur, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur. Candi Barong sebagai salah satu dari sekian banyak warisan budaya Indonesia sudah selayaknya kita beri perhatian. Candi Barong dipercaya sebagai sisa peninggalan kerajaan Hindu Mataram Kuno, yang tentunya merupakan cikal bakal lahirnya kerajaan lain di nusantara yang kemudian menurunkan generasi bangsa Indonesia seperti kita sekarang.
Adanya peninggalan-peninggalan leluhur seperti Candi Barong menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada saat itu sudah menjadi bangsa yang beradab. Bahkan mungkin lebih maju daripada bangsa-bangsa lain yang kemudian menjajah kita. Bagaimanapun juga, kita tidak bisa meninggalkan asal-usul leluhur kita. Sebab dari mereka lah kita ada sekarang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar